VOlUME 06 ISSUE 08 AUGUST 2023
1Sarif Hidayat, 2Nawawi
1,2UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, Jl. A. Yani No. 40A, North Purwokerto, Banyumas Regency, Indonesia
DOI : https://doi.org/10.47191/ijsshr/v6-i8-71Google Scholar Download Pdf
ABSTRACT
Weton is a special day owned by every human being that can be counted in Javanese society. The petung weton tradition to this day is still believed by many Javanese people. Petung weton is based on the Javanese calendar which is knowledge obtained by the Javanese people from ancestors and passed down from generation to generation. This weton calculation is a reference in determining whether or not a relationship is good in determining a good day. This research is a cultural research that will describe the practice of counting weton (petung) in weddings in Muslim communities in Selakambang village, Purbalingga, Central Java. This research is a type of field research with the type of data analysis using descriptive qualitative types. The data obtained are the result of in-depth observations and interviews with experts or elders who are considered qualified in calculating days and dates in Selakambang village, Purbalingga. The data is then reduced and classified based on type and classification until finally analyzed and searched for meaning and then described in the form of narratives. The results of this study show certain patterns in determining the wedding date based on the calculation of the bride and groom's weton that contain certain meanings in each waeton.
KEYWORDS:Weton, Important Date of Marriage, Muslim Community, Selakambang Traditional Village
REFERENCES1) Abdurrahman, D. (2000). Metode Penelitian Sejarah. Logos Wacana Ilmu.
2) Afrilia, N. S. (2019). Sistem Petungan Jawa Pada Masyarakat Desa. Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan, 14(2), 148-157.
3) Arikuto, S. (2012). Manajemen Penelitian. Rineka Cipta.
4) Arikuto, S. (2014). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
5) Bratawidjaya, T. W. (1988). Upacara Tradisional Masyarakat Jawa. Pustaka Sinar Harapan.
6) Efendy, & et. All. (2022). “Tradisi Perhitungan Weton untuk Menentukan Hari Nikah dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Desa Argosuko Kecamatan Poncukusumo)”. Hikmatina: Jurnal Ilmiah Hukum Keluarga Islam, 4(2), 177–187.
7) Endraswara. (2015). Metodologi Penelitian Kebudayaan. Gadjahmada University Press.
8) Endraswara, S. (2003). Budi Pekerti dalam Budaya Jawa. Kanindita.
9) Endraswara, S. (2012). Metode Penelitian Budaya. Gajahmada Press.
10) Faruk. (2012). Metode Penelitian Sastra. Pustaka Pelajar.
11) Hakim, A., & Hakiki, M. K. (2022). Penentuan Hari Baik Pernikahan Menurut Adat Jawab dan Islam (Kajian Kaida Al-Addah Al-Muhakkamah). Jurnal Nizham, 9(1), 76—89.
12) Koentjaraningrat. (1984). Kebudayaan Jawa. Balai Pustaka.
13) Koetjaraningrat. (2020). Pengantar Antropologi. Rineka Cipta.
14) Kuntowijoyo. (2013). Pengantar Ilmu Sejarah. Tiara Wacaran.
15) Maftuhah, L. (2018). Pandangan Masyarakat Islam Terhadap Dasar Tradisi Weton sebagai Perjodohan di Desa Karangagung Glagah Lamongan. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
16) Mulder, N. (2001). Kepribadian Dan Masyarakat di Jawa. Pustaka Sinar Harapan.
17) Nafi’ah, Z., & Setyawan, B. W. (2022). Peran Tradisi Perhitungan Weton Perkawinan Ditinjau dari Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Dusun Lemah Jungkur, Desa Keniten, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri). Jurnal Studi Agama Dan Masyarakat, 18(1), 46—56.
18) Ridwan, & All, E. (2008). Islam Kejawen. STAIN Purwokerto Press.
19) Rizaluddin, F., Alifah, S. S., & Khakim, M. I. (2021). Konsep Perhitungan Weton dalam Pernikahan Menurut Prespektif Hukum Islam. YUDISIA: Jurnal Pemikiran Hukum Dan Hukum Islam, 12(1).
20) Safitri, M. A., & Mustafa, A. (2021). Tradisi Perhitungan Weton dalam Pernikahan Masyarakat Jawa di Kabupaten Tegal; Studi Perbandingan Hukum Adat dan Hukum Islam. Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab Dan Hukum, 156–167. https://doi.org/10.24252/shautuna.v2i1.16391
21) Setiadi, D., & Imswatama. (2017a). Pola Bilangan Matematis Perhitungan Weton dalam Tradisi Jawa dan Sunda. Jurnal Adhum, 7(2), 75–86.
22) Setiadi, D., & Imswatama, A. (2017b). Pola Bilangan Matematis Perhitungan Weton dalam Tradisi Jawa dan Sunda. Jurnal ADHUM, VII(2), 75–86.
23) Simamora, A., Mahliya Ruwaida, I., Ifa, N., Makarima, T., Putra, B., Raharja, L., Risma, N. A., Saputro, R. D., & Ardhian, D. (2022). Analisis Bentuk Dan Makna Perhitungan Weton Pada Tradisi Pernikahan Adat Jawa Mayarakat Desa Ngingit Tumpang (Kajian Antropolinguistik). Jurnal Budaya FIB UB Analisis Bentuk Dan Makna Perhitungan Weton, 3(1), 44–54.
24) Siregar, M., Meilanie, S. M., & Purwanto, A. (2020). Pengenalan Ecoliteracy pada Anak Usia Dini melalui Metode Bercerita. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 719. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.700
25) Soemodidjojo, R. (2008). Cetakan 57. Kitab Primbon Betaljemur Adammakna. Soemodidjojo Mahadewa.
26) Sumarto. (2019). Budaya, Pemahaman dan penerapannya “Aspek Sistem Religi, Bahasa, Pengetahuan, Sosial, Kesenian, dan Tenologi.” Jurnal Literasiologi, 1(2), 144–159.
27) Suryabrata, S. (2010). Metodologi Penelitian. Rajawali Press.
28) Suryana. (2010). Metodologi Penelitian: Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. UPI Press.
29) Taylor, J., & Bogdon, S. (1984). Introduction to Qualitative Research Methods: The Search for Meaning. John Wiley an Son Inc.
30) Zuriah, N. (2007). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Bumi Aksara.