¹Joni Wahyudi, ²I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani, ³Lego Karjoko

¹Master of Notary Student at the Faculty of Law, Sebelas Maret University. Surakarta.
²Lecturer of the Faculty of Law, Sebelas Maret University, Surakarta.
³Lecturer of the Faculty of Law, Sebelas Maret University, Surakarta.

DOI : https://doi.org/10.47191/ijsshr/v7-i05-06

Google Scholar Download Pdf
ABSTRACT

Inheritance is not an object of Income Tax, however, in certain circumstances inheritance, especially the distribution of joint inheritance rights, can be subject to Income Tax. This research aims to analyze the position of distribution of joint inheritance rights in the collection of PPh according to applicable laws and regulations, as well as to examine the reasons for the distribution of joint inheritance rights being subject to PPh. The research method is normative juridical. The type of data used is secondary data. The data collection method is literature study. The results of this research are: first, Article 4 paragraph (3) letter b of the Income Tax Law regulates that transfers due to inheritance are not objects of Income Tax. The PPh exemption must be based on the SKB PPh issued by the KPP Pratama where the object of inheritance is located. The application for issuing an Income Tax SKB can be accepted or rejected by KPP Pratama. When KPP Pratama refuses to issue an PPh SKB, the heirs must pay PPh of 2.5% on NPOP. PPh payments are made to obtain a Tax Payment Letter (SSP PPh), and will be used as the basis for fulfilling taxation when registering the transfer of land rights. Second, the reason the distribution of joint inheritance rights may be subject to Income Tax (PPh) is because the inherited assets have never been reported in the heir's Annual SPT. However, if the heir can prove that the heir has income below Non-Taxable Income even though the heir did not report the inherited assets in the heir's SPT, then the heir cannot be charged PPh, and KPP Pratama must grant the request for an Income Tax SKB submitted by the heir. Because there is no tax owed that must be paid off by the heirs.

KEYWORDS:

Division of Joint Rights, Heirs, Income Tax, Inheritance, KPP Pratama.

REFERENCES
1) Al-Haolandi, S. Q., Anindhito, D., & Sukarmi. (2018). Peran Notaris dalam Pembagian Waris Berdasarkan Hak Waris Barat dengan Peran Pengadilan Agama dalam Pembagian Waris Berdasarkan Hak Waris Islam. Jurnal Akta Volume 5 Number 1.

2) Ali, Z. (2010). Pelaksanaan Hukum Waris di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

3) Arjiati, T., & Hanim, L. (2017). Peran Notaris/PPAT dalam Pembuatan Akta Pembagian Hak Bersama (APHB) Terhadap Pembagian Waris yang Berbeda Agama atas Tanah dan Bangunan. Jurnal Akta Volume 4 Number 1.

4) Audina, B. (018). Pelaksanaan Pendaftaran Hak Atas Tanah Pertama Kali Secara Sporadik Menurut Undang-Undang Pokok Agraria yang Tidak Dilakukan oleh Masyarakat di Desa Punggur Kecil Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Fatwa Hukum Volume 1 Number 1.

5) Benni, B., Kurniawarman, & Rahman, A. (2019). Pembuatan Akta Pembagian Hak Bersama dalam Pengalihan Tanah Karena Pewarisan di Kota Bukittinggi. Jurnal Cendekia Hukum Volume 5 Number 1.

6) Bohari, H. (2019). Pengantar Hukum Pajak. Jakarta: Rajawali.

7) Budiono, H. (2008). Kumpulan Tulisan Hukum Perdata di Bidang Kenotariatan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

8) Fairuzabadi, R., & Khisni, A. (2018). Peran PPAT dalam Pross Peralihan Hak Atas Tanah dan Pembagian Hak Bersama Setelah Terjadinya Penetapan Pembagian Waris di Pengadilan Agama Kabupaten Garut. Jurnal Akta Volume 5 Number1.

9) H, R., & Irianto, E. (2012). Pengantar Ilmu Pajak. Jakarta: PT Raja Grafindo.

10) Hadi, M. I., & Permana, B. (2022). Konstruksi Hukum Pembebasan Pajak Penghasilan Terhadap Peralihan Hak Atas Tanah dalam Pembagian Hak Bersama Waris. Jurnal Ilmu Kenotariatan Volume 3 Number 1.

11) Hendarto, E. (2019). Pengenaan Pajak Penghasilan Bagi Ahli Waris Atas Tambahan Penghasilan yang Diperoleh Dari Warisan. Jurnal Magister Hukum Argumentum Volume 1 Number 1.

12) Ikrar, W., Mirwati, & Andora, H. (2023). Pengenaan Pajak Penghasilan dalam Peralihan Hak Atas Tanah Melalui Pewarisan di Kota Bukittinggi. Unes Law Review Volume 6 Number 1.

13) Kusumawati, M. P. (2023). Kedudukan Harta Waris dalam Kaitannya dengan Program Pengungkapan Sukarela dalam Perpajakan. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum Volume 30 Number 3.

14) Marzuki, P. M. (2008). Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Kencana.

15) Marzuki, P. M. (2010). Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Kencana.

16) Mustaqiem. (2014). Perpajakan dalam Konteks Teori dan Hukum Pajak Indonesia. Yogyakarta: Mata Padi Press.

17) Permana, B. I. (2023). Kedudukan Pembagian Hak Bersama Waris Sebagai Peralihan Harta yang Dibebaskan Pajak Penghasilan. Jurnal Mimbar Yustisia Volume 7 Number 1.

18) Prawira, I. G. (2016). Tanggung Jawab PPAT Terhadap Akta Jual Beli Tanah. Jurnal Ius Volume 4 Number 1.

19) Soekanto, S., & Mamudji, S. (2003). Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat. Universitas Lambung Mangkurat: Rajawali Press.

20) Sofyan, S. (2011). Beberapa Dasar Teknik Pembuatan Akta (Khusus Warisan). Medan: Pustaka Bangga.

21) Subagjo, I. (2020). Tata Cara Penerbitan Surat Keterangan Bebas PPh Final Pasal 4 ayat 2 Tentang Pengalihan Hak Atas Tanah/Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kabupaten Bojonegoro. Justitiable: Jurnal Hukum Volume 2 Number 2.

Volume 07 Issue 05 May 2024